20/09/12

Bedah Novel State of Fear-nya Michael Crichton

Apakah sebuah buku yang menyatakan dirinya sebagai karya nonfiksi layak disandingkan, dan ditimbang dengan sama seriusnya dengan karya akademik (yang serius namun popular)? Menyandingkan novel State of Fear karya Michael Crichton dan The Weather Makers buah pemikiran Tim Flannery jelas punya persoalan yang demikian. 

Crichton: Tidak Ada Pemanasan Global! 
Crichton bagaimanapun adalah seorang penulis cerita fiksi, walaupun dalam setiap novel maupun naskah filmnya ia selalu menggunakan perkembangan ilmu pengetahuan mutakhir sebagai dasar cerita. Andromeda Strain meminjam berbagai fakta astronomi, Prey menggunakan berbagai perkembangan teknologi nano, Time Machine dan Sphere memanfaatkan teori relativitas khususnya mengenai perjalanan antarmasa. Namun, sepertinya dalam novelnya yang terakhir ini, ia tidak saja memanfaatkan ilmu pengetahuan untuk menarik perhatian pembaca. Lebih jauh, ia juga sengaja

03/09/12

Untuk apa ada Taman Nasional?

Jauh sebelum masa kolonial, rakyat Indonesia telah mengenal konsep perlindungan bagi daerah-daerah hutan sebagai bagian dari budaya spiritual yang berlandaskan pada kepercayaan animisme. Istilah pohon keramat, hutan angker, dan hutan keramat merupakan peninggalan budaya masa lalu yang memiliki implikasi pada perlindungan hutan dan pohon tertentu. Berbagai hubungan antara manusia dengan alam atau komponen-komponen alam yang berkembang di masyarakat pada saat itu dilandaskan pada spiritualisme dan keyakinan bahwa berbagai komponen ekosistem merupakan bagian dari alam di mana tangan Tuhan bekerja untuk memberikan kerberkahan dan hukuman bagi manusia. Keyakinan tersebut, dalam berbagai hal juga mengatur pola hubungan manusia dengan alam dan cenderung menempatkan alam di atas manusia. Pada masa berkembangnya kerajaan Hindu, hubungan manusia dengan alam bergeser—walaupun alam masih diakui sebagai sumber kekuatan spiritiual—manusia harus mampu menaklukan. Bagi mereka yang berhasil menundukkan alam dan spirit yang ada didalamnya akan dianggap memiliki derajat yang lebih tinggi dan berhak untuk menguasainya. Setiap orang diharapkan untuk membudidayakan alam untuk mendapatkan nilai dan manfaat yang lebih tinggi. Pada masa itu, penguasaan khusus atas sumberdaya alam dimiliki oleh raja yang dipercaya sebagai titisan Dewa. 

Pada masa kolonial, gerakan perlindungan hutan yang didasarkan atas fakta ilmiah pada saat itu mencuat melalui