29/11/12

Oh... Otakku, Diamlah!

Sembari tadi sekitar setelah nonton bola piala AFF antara Indonesia dan Singapura yang di menangkan oleh Indonesia, mata dan kepalaku terasa berat. Selesainya pertandingan lumayan menegangkan tersebut, aku memcoba untuk tiduran dikasur "springbad" empuk hasil jerih payah istriku beberapa bulan lalu, diselimuti udara dingin kota ini yang sangat layak untuk melakukan aktivitas apa yang disebut dengan tidur. Tapi entah kenapa dikepalaku berdiskusi seakan tak mau henti dari soal menyangkut hutan, DUPAK, pribadi hingga hal-hal yang tidak perlu diperdebatkan. Otakku kini mungkin telah menjadi aneh.

Berpindah dari kamar ke depan TV tetap aja pikiranku tak mau melayang sedianya orang tertidur. Tergoda oleh alam pikiranku untuk menuangkannya kedalam tulisan menghantuiku kembali membuka laptop dan berselancar ke dunia maya yang belakangan ini tidak membuahkan hasil selain "apologi" bersilaturahmi di media sosial.

Semalam kemarin aku berhasil menutupkan mata sekitaran jam 4 subuh dan terbangun oleh deringan HP dari mama sekitaran jam 7 pagi yg mengabarkan dengan cinta tak pernah padam walaupun aku telah berkeluarga tentang kiriman obat yang dikirim beliau agar aku sehat.

Nada dering HPku seakan tak mau diajak kompromi, Mulai dari

24/11/12

Kebakaran Hutan

Hutan tidak pernah lepas dari berbagai gangguan, baik yang berasal dari manusia maupun dari alam itu sendiri, salah satu bentuk gangguan yang muncul adalah kebakaran hutan. Kerugian yang diakibatkan oleh kebakaran hutan sangat besar dan terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini dapat terjadi karena sifat dari kebakaran yang cepat daya rusaknya dan sukar dipadamkan sehingga dalam waktu yang singkat kerusakan dapat mencakup areal yang luas. Sekitar lebih dari 30.000 Ha hutan terbakar setiap tahunnya (PHPA, 1994), kerugian yang terjadi karena kebakaran hutan tidak hanya terbatas dalam bentuk nilai rupiah karena hilangnya atau rusaknya kayu yang merupakan komoditi yang sangat berharga, akan tetapi yang juga sangat penting adalah rusaknya ekosistem yang ada. Selain oleh alam penyebab timbulnya kebakaran hutan pada umumnya berhubungan dengan kegiatan manusia baik disengaja maupun tidak disengaja. Diperkirakan sekitar 90% kebakaran hutan terjadi akibat perbuatan manusia dan 105 oleh alam (Suratmo, 1985).

Selain dari kebakaran hutan secara langsung, kerusakan hutan atau tingkat penurunan dari kualitas lingkungan disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah kegiatan pembukaan lahan dan hutan dengan cara pembakaran. Sejak zaman dahulu, kegiatan pembukaan lahan hutan untuk pertanian tradisional ataupun ladang berpindah dengan cara membakar sudah sering dilakukan. Dampak dari pembakaran ataupun kebakaran seperti ini umumnya rendah (tidak merugikan) sehingga