19/05/15

Kolborasi Taman Nasional di Indonesia


Foto Ketika ke TN Berbak 2014
TN. Berbak
Jauh sebelum masa kolonial, rakyat Indonesia telah mengenal konsep perlindungan bagi daerah-daerah hutan sebagai bagian dari budaya spiritual yang berlandaskan pada kepercayaan animisme. Istilah pohon keramat, hutan angker, dan hutan keramat merupakan peninggalan budaya masa lalu yang memiliki implikasi pada perlindungan hutan
dan pohon tertentu. Berbagai hubungan antara manusia dengan alam atau komponen-komponen alam yang berkembang di masyarakat pada saat itu dilandaskan pada spiritualisme dan keyakinan bahwa berbagai komponen ekosistem merupakan bagian dari alam di mana tangan Tuhan bekerja untuk memberikan kerberkahan dan hukuman bagi manusia. Keyakinan tersebut, dalam berbagai hal juga mengatur pola hubungan manusia dengan alam dan cenderung menempatkan alam di atas manusia. Pada masa berkembangnya kerajaan Hindu, hubungan manusia dengan alam bergeser—walaupun alam masih diakui sebagai sumber kekuatan spiritiual—manusia harus mampu menaklukan. Bagi mereka yang berhasil menundukkan alam dan spirit yang ada didalamnya akan dianggap memiliki derajat yang lebih tinggi dan berhak untuk menguasainya. Setiap orang diharapkan untuk membudidayakan alam untuk mendapatkan nilai dan manfaat yang lebih tinggi. Pada masa itu, penguasaan khusus atas sumberdaya alam dimiliki oleh raja yang dipercaya sebagai titisan Dewa. Pada masa kolonial, gerakan perlindungan hutan yang didasarkan atas fakta ilmiah pada saat itu mencuat melalui ide perlindungan atas bencana alam seperti banjir dan longsor. Perlindungan di hutan-hutan yang dikuasai masyarakat asli pada waktu itu juga diakomodasikan oleh pemerintah kolonial dan melahirkan berbagai konsep mengenai hutan larangan atau hutan marga di beberapa wilayah di Indonesia. Pada awal Abad 19, gerakan pelestarian alam secara ilmiah berkembang dengan mengedepankan. pentingnya ekosistem hutan tropis sebagai sumber pengetahuan baru dan perlunya suaka untuk kepentingan generasi mendatang. Bersamaan dengan itu, tumbuh gerakan romantisme para pencinta alam yang mengedepankan pentingnya perlindungan alam untuk kepentingan rekreasi, perbaikan
moral, dan sumber inspirasi. Para ilmuwan

05/05/15

Kredit Renovasi Kepemilikan (Rumah) Blog

Judul diatas sudah tertuju pada dua kata yang tidak asing lagi di telinga pegawai negeri. Yap yaitu kata kredit dan blog. Sayapun memberi judul tersebut diatas dikarenakan profesi saya yang sehari-hari sebagai fungsional lapangan dengan kecukupan. Kali ini saya tidak ingin membahas tentang profesi yang saya jalani tetapi lebih mengarah ke halaman blogku yang sudah lama tak terurus bahkan dikunjungi. Ibarat sebuah rumah. blog merupakan tempat bernaung di dunia maya. Tempat mengistirahatkan otak dan pikiran serta menyalurkan segala yang ada.

Malam ini rumah ini direnovasi total, dari tampilan awal hingga halaman belakangnya. Memerlukan waktu yang tidak sedikit sera biaya internet di pedalaman yang memang ditengah kesibukan malamku yang harus mengerjakan beberapa pekerjaan penting dari auditor. Karena kesibukan dan aktifitas yang menyita. Padahal ditengah-tengah kesibukan tersebut kadang muncul ide, gagasan dan pikiran yang mungkin jika dituangkan ke blog bisa bermanfaat bagi orang lain.

Ibarat menempati rumah baru, tingkat kebetahan didalam rumah tentu diatas puncak tertinggi, bahkan untuk membersihkan atau sekedar