07/06/07

"Formula Palsu Darwinisme" sebuah tinjauan fosil peralihan

Sangat menarik memang untuk membedah "isme" yang satu ini. Setelah sekian lamanya tak menulis, Penulis justru berpikir mengapa isme yang satu ini tetap menarik untuk dikaji; Hal ini dikarenakan akbat yang timbulkan oleh Darwin sangat berdampak pada tatanan masyarakat manusia (Masyarakat yang bodoh) tahun berikutnya. Realitas ini jelas dan nyata. Ide-ide Darwin tampaknya masuk akal dan menrik bagi orang pada pandangan pertama. Penulis berhayal andaikata si Darwin berkesempatan melihat sebuah sel yang begitu komples dengan menggunakan mikroskop electron kini, barangkali dia akan menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri betapa sangat kompleks dan luar biasa struktur yang ada dalam organel-organel sel tadi. Dia akan yakin dengan empirisme yang ada pada dirinya sendiri bahwa tidak mungkin system yang begitu kompleks ini terjadi dengan variasi-variasi yang kecil. Andaikata dia tahu bio-matematika, maka dia akan menyadari bahwa bahkan tak satupun molekul protein, apalagi seluruh sel, dapat terjadi secara keseluruhan.

Sementara teori tadi masih bergema gaung diseluruh dunia, seorang ahli botanis Gregor Mandel mengungkapkan adanya hukum pewarisan keturunan seperti yang adik-adik kita pelajari di Kelas III SMU. Penemuan ini sangat penting sebagai awal alhirnya ilmu genetika.

Teori evolusi berargumen bahwa evolusi suatu spesies menjadi spesies lain yang lebih maju berlangsung bertahap selama jutaan tahun. Dugaan logis yang wajar ditarik dari klaim ini bahwa ada banyak sekali organisme-organisme hidup yang disebut organisme paralihan atau organisme perantara yang mestinya hidup pada masa transformasi ini.

Misalnya, beberapa mahluk setengah ikan dan setengah reptil mestinya pernah hidup pada masa lalu yang memperoleh sebagian sifat-sifat reptil disamping sifat ikan yang mereka miliki; atau mestina juga pernah ada beberapa burung setengah reptil, yang memperoleh sifat burung disamping sifat reptil yang pernah mereka miliki. Karena para penganut isme ini mengatakan bahwa semua mahluk hidup berkembang dari satu sama lain selangkah demi selangkah, jumlah dan varietas bentuk-bentuk peralihan mestinya ada jutaan kini.

Sepanjang yang penulis baca dan ketaui (ataukah pembaca ada yang mampu membuktikannya); semenjak Darwin dan kaum evolusionis telah melakukan pencarian atas fosil-fosil tersebut, hasilnya selalu saja mengecewakan. Tak ada satu tempatpun di dunia ini menunjukkan adanya bentuk-bentuk peralihan apapun antara dua spesies yang pernah digali. Dalam upaya untuk membuktikan teori ini, kaum evolusionis malah mengungkapkan bukti-bukti penciptaan berdasarkan fakta yang ada ditangan mereka sendiri sehinga ada yang mengemukakan bahwasanya fosil-fosil ini suatu hari pasti akan ditemukan.

Dengan tidak adanya penemuan fosil bentuk peralihan ini, mestinya isme yang satu ini dibuang kekeranjang sampah sejarah; akan tetapi oleh karena ada kalangan tertentu untuk merevisi, memperbaharui, ataupun membenarkan teori ini secara ilmiah, justru kita harus menyadari bahwa dibalik evolusi ini terletak maksud-maksud idiologi dari pada pertimbangan ILMIAH ....!!! HIDUP ILMIAH....

Tidak ada komentar: