Malam ini entah mengapa aku benar-benar merindukan sosok istriku yang jauh disana. Puluhan ribu kilometer atau bahkan lebih mungkin jaraknya.
Istri yang hanya sesaat berada didekapku. Kataku dalam hati tanpa pernah mengeluarkan suara lantang ke penguasa diatasku “sungguh kejam negara ini, tega memisahkan kami yang baru seumur jagung nikah dan harus berpisah” tapi pelakku “ bukan, bukan negara yang kejam; ini adalah konsekuensi logis dari pilihan yang kami pilih. Dan kami harus siap dengan semuanya” logika sederhana baik positif maupun negative semisal “akh.. udah resign aja istriku, gaji gw masih cukup buat kita” selalu beradu di kepalaku ketika menunggu waktu SPT dengan berkhayal, nongrong dimeja kerja atau sekedar bercengkrama dengan teman-teman senasip didepan TV yang
kini suaranya mulai fals akibat dimakan jaman.
kini suaranya mulai fals akibat dimakan jaman.
Seharian kegiatan benar-benar nyante, masih capek dan kondisi badan gw yang belum prima seratus persen setelah dari lapangan kemarin. Cuma mengikuti trandy kemajuan teknologi yaitu membaca buku e-book melalui smartphoneku. Sesekali mencoba mengintip situs detik com yang tersaji gitu aja dismartphoneku, sembari mendengarkan music melalui headset agar tak menggangu teman sekamar atau duduk menonton didepan TV yang kami bayar siaran bulanannya bergiliran.
Sedari pagi cuaca kurang memungkinkan untuk aktivitas diluar kamar, bukan karena terik panas seperti biasanya tapi karena gerimis ataupun hujan yang datang silih berganti sesuai maunya masing-masing. Aku merindukan istriku…. Kuatkan aku ya Allah…. Kami akan selalu bersabar untuk semua ketentuanMu. Aminnnn
Tidak ada komentar:
Posting Komentar