Hutan tidak pernah lepas dari berbagai gangguan, baik yang berasal dari manusia maupun dari alam itu sendiri, salah satu bentuk gangguan yang muncul adalah kebakaran hutan. Kerugian yang diakibatkan oleh kebakaran hutan sangat besar dan terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini dapat terjadi karena sifat dari kebakaran yang cepat daya rusaknya dan sukar dipadamkan sehingga dalam waktu yang singkat kerusakan dapat mencakup areal yang luas. Sekitar lebih dari 30.000 Ha hutan terbakar setiap tahunnya (PHPA, 1994), kerugian yang terjadi karena kebakaran hutan tidak hanya terbatas dalam bentuk nilai rupiah karena hilangnya atau rusaknya kayu yang merupakan komoditi yang sangat berharga, akan tetapi yang juga sangat penting adalah rusaknya ekosistem yang ada. Selain oleh alam penyebab timbulnya kebakaran hutan pada umumnya berhubungan dengan kegiatan manusia baik disengaja maupun tidak disengaja. Diperkirakan sekitar 90% kebakaran hutan terjadi akibat perbuatan manusia dan 105 oleh alam (Suratmo, 1985).
Selain dari kebakaran hutan secara langsung, kerusakan hutan atau tingkat penurunan dari kualitas lingkungan disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah kegiatan pembukaan lahan dan hutan dengan cara pembakaran. Sejak zaman dahulu, kegiatan pembukaan lahan hutan untuk pertanian tradisional ataupun ladang berpindah dengan cara membakar sudah sering dilakukan. Dampak dari pembakaran ataupun kebakaran seperti ini umumnya rendah (tidak merugikan) sehingga
tidak ada pernah tercatat adanya gangguan ataupun kerugian yang berarti.
tidak ada pernah tercatat adanya gangguan ataupun kerugian yang berarti.
Kerusakan sumber daya alam yang mencakup tanah, air, udara, tumbuhan dan kehidupan satwa liar sangat besar. Kebakaran hutan dan lahan dapat mengakibatkan berbagai pengaruh buruk terhadap berbagai sumber daya lahan dan ekosistem, dampak kebakaran hutan yaitu dapat menghilangkan karbon pada lahan gambut. Pengembalian ke bentuk semula selain akan membutuhkan waktu yang sangat lama juga tidak akan kembali seperti semula. Kebakaran hutan dapat berakibat positif maupun negative. Kebakaran hutan biasa berakibat positif apabila kebakaran hutan tersebut dapat terkendali, misalkan untuk memanfaatkan abu serasah untuk memupuk tanah garapan, memperoleh tunas atau rumput muda untuk makanan ternak atau untuk mengurangi timbunana bahan bakar di lantai hutan.
Sedangkan kebarakan hutan yang tidak terkendali akan memberikan dampak negative. Dampak negative dari kebakaran hutan antara lain adalah akan mendampak terhadap pohon (penurunan kualitas dan kuantitas pohon), meningkatkan laju erosi tanah, berkurangnya plasma nutfa, merusak habitat satwa, perubahan iklim mikro, menurunkan nilai-nilai estetika dan lain-lain. Intensitas dan frekuensi kebakaran hutan bervariasi daya pengaruhnya, baik pengaruh yang merugikan maupun yang menguntungkan. Setiap daerah memiliki ciri sendiri dan masalah kebakaran tidak hanya bervariasi diantara berbagai kawasan yang berbeda tetapi juga didalam setiap kawasan tertentu menurut keadaan habitat yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Perladangan yaitu penggunaan lahan secara illegal untuk usaha tani tanaman semusim, yang dilakukan dengan cara yang sangat sederhana. Pada umumnya melalui rangkaian kegiatan tebang-tebas-bakar-tanam dan pindah ke tempat lain apabila kesuburuan tanah disuatu tempat semula menurun. Ciri khas dari perladangan liar adalah tidak dilakukannya teknik pemeliharaan kesuburan lahan. Kegiatan perladangan tersebut telah berlangsung secara turun temurun yang merupakan tradisi bagi penduduk disekitar hutan dalam bercocok tanam di hutan. Kehidupan para peladang berpindah tersebut pada umumnya masih terbelakang dan miskin, bertempat tinggal di lokasi yang sulit dijangkau dan dalam kelompok-kelompok kecil yang berpindah dan terpencar-pencar. Di wilayah perladangan tersebut dari waktu ke waktu cenderung meluas ke daerah-daerah hulu sungai dan pada kawasan hutan lindung.
Berdasarkan
pengalaman-pengalaman yang lalu kegiatan pemadaman kebakaran hutan dan lahan
sangat sulit, karena berbagai kendala alam seperti aksebilitas yang rendah,
topografi yang berat dan sulit air
*viqarchu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar