01/07/06

SALAH SIAPA?

Perkembangan teknologi informasi di Indonesia secara umum konon tergolong lambat. Ini disebabkan kurangnya niat dari pemerintah untuk menjadikan rakyatnya melek teknologi. Meski demikian, rakyat Indonesia. tergolong ulet. Di tengah-tengah sulitnya kehidupan, banyak orang yang 'memaksakan diri' untuk sedikit-sedikit berkenalan dengan yang namanya dunia maya alias internet.
Qoe pribadi, terus terang bukan orang yang berkenalan dengan dunia internet. secara formal, dalam artian belajar secara khusus mengenai hal itu. Qoe hanya korban 'kecelakaan' ketika tempat kerja saya dulu mengharuskan saya untuk mengakses berita lewat internet. . Gaptek, itu yang Qoe rasakan ketika pertama kali melakukannya. Betapa dunia maya begitu asing laksana rimba belantara yang seringkali membuat Qoe tersesat dan nggak tahu apa yang mesti dilakukan. Namun justru keterpaksaan itulah yang membuat Qoe lama-lama jatuh cinta.

Sedikit demi sedikit Qoe 'terpaksa' harus belajar secara otodidak untuk menelusuri dan mempelajari dunia yang sangat asing ini. Untuk itu Qoe memang berkorban banyak. Waktu dan uang. Waktu sih udah pasti ya, karena yang namanya belajar, tentu kita harus menyediakan waktu untuk itu. Dan karena pula, di tempat kerja Qoe, Qoe rela begadang hampir setiap malam, hanya untuk belajar hal baru yang sama sekali asing buat Qoe. Uang? Ya, karena jika ingin bebas melakukannya, Qoe harus pergi ke warnet yang tentu dibayar pake uang sendiri agar bisa leluasa.

Dan ketika sekarang Qoe terdampar kembali di kampung kostan yang nggak ada internetnya, maka Qoe harus merogoh kocek lebih dalam untuk biaya akses internet. . Pemerintah sepertinya belum rela kalau rakyatnya bisa pinter dengan biaya murah. Dan karena Qoe bukan orang yang bisa mempengaruhi pemerintah agar akses internet. bisa murah, maka mau tidak mau QOe harus menerima kenyataan ini...!
Namun terlepas dari semua itu, Qoe mendapatkan banyak ilmu dari internet. Qoe belajar banyak hal yang tidak pernah Qoe dapatkan di bangku sekolah/kuliah. Apalagi tempat Qoe belajar dulu sama sekali nggak ada hubungannya dengan teknologi informasi. Qoe belajar sendiri bikin website, tentu dengan berdarah-darah, karena sama sekali nggak ada yang membimbing. Semua serba trial and error. Sampai akhirnya Qoe belajar bikin blog. Juga otodidak.

Dari apa yang saya alami selama proses belajar ini, Qoe menemukan bahwa ternyata - menurut Qoe - bikin blog lebih gampang dan lebih murah dibanding bikin website. Qoe tentu tidak bicara dari sudut pandang ahli, karena Qoe sangat awam untuk soal ini. Qoe bicara dari sudut pandang newbie yang lebih melihat hal ini dari sudut praktis pragmatis. Untuk membuat website, Qoe harus menentukan sendiri lay out, merancang isi, bikin banner dll. Ada memang template gratisan yang bisa digunakan, namun tetap saja harus di-customized jika ingin sesuai dengan selera kita. Setelah itu, harus berburu tempat hosting gratisan, karena jika harus bayar, selain mahal untuk ukuran Qoe, juga agak ribet untuk urusan transfer dll, maklum nga ada isi ATM-Qoe! Yang agak merepotkan adalah ketika melakukan update, maka semua harus di upload ulang (biasanya via FTP). Ada memang cara agar tidak perlu upload ulang semua, yakni membuat website dengan menggunakan CSS. Tapi terus terang Qoe nggak menguasainya.

Semua Qoe lakukan dengan 'sabaarrr' sampai akhirnya Qoe menemukan blog. Ternyata menurut Qoe blog. jauh lebih praktis. Semua serba otomatis. Registrasi nggak ribet, design pake template, dan hosting gratis otomatis di situ juga (saya pake blog). Qoe nggak perlu melakukan apa-apa lagi selain menulis (kecuali jika ingin melakukan kustomisasi agar blog kita sedikit beda dari yang lain). Dan, ini yang penting, untuk update content, nggak ada istilah upload ulang, karena seperti Qoe bilang tadi semuanya serba otomatis. Hebatnya, naskah bahkan bisa dikirim via email. Ini sangat membantu Qoe untuk menghemat biaya koneksi internet, karena pengiriman email hanya membutuhkan waktu beberapa menit, bahkan bisa dalam hitungan detik, tergantung besar kecilnya file naskah.

Untuk Anda yang lebih jago, ada memang program khusus untuk mendesain WordPress atau yang lainnya. Tapi buat yang rada-rada males seperti Qoe, mendingan pake yang gampang aja, nggak perlu terlalu banyak mikir soal desain dll. Kalau ada yang serba otomatis, kenapa harus ribet menggunakan yang lebih rumit? Paling tidak untuk sementara, sebelum kita punya waktu dan kesempatan yang lebih banyak untuk belajar lagi. Selamat

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Infatuation casinos? scrutinize this latest [url=http://www.realcazinoz.com]casino[/url] advisor and confine a withstand up online casino games like slots, blackjack, roulette, baccarat and more at www.realcazinoz.com .
you can also cross-examine our new-fashioned [url=http://freecasinogames2010.webs.com]casino[/url] advert at http://freecasinogames2010.webs.com and seize insight dab !
another all the explode [url=http://www.ttittancasino.com]casino spiele[/url] stage is www.ttittancasino.com , in clear german gamblers, decry a boob in free-flowing online casino bonus.

Anonim mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.