21/01/11

Andai Aku Menikah, Kamulah yang akan Mendampingiku di Pelaminan

Sebenarnya, aku ingin jujur padamu. Betapa setiap malam kuingin menikmati obrolan denganmu, berdua dimeja makan atau sekedar bercumbu rayu diranjang empuk dan seterusnya dan seterusnya. Hanya denganmu.
Namun, engkau begitu jauh dariku. Sulit bagi kita memastikan kapan waktu yang tepat untuk bertemu dan saling melepaskan semua kerinduan yang sekian lama terpendam. Kita selalu ingin semua keinginan itu tak hanya terpatri di dalam dada saja atau sekedar suara dibalik telepon gengamku. Bagaimana kalau salah satu dari kita harus meninggalkan sementara kita belum bisa memenuhi hasrat dan cita kita masing-masing?
Tentu saja, kita tak ingin semua keindahan yang kita nanti itu akan sia-sia. Kita punya harapan besar untuk bersama bahkan dengan mudahnya kita selalu mengatakan KITA PASTI BISA SAYANG. Banyak harapan yang bisa diwujudkan dengan rasa percaya diri karena usia muda kita atau sekedar bercengkrama dengan angan dan impian kita masing-masing dibalik suara itu. Niscaya terwujud semua mimpi itu jika kita sendiri sudah punya keinginan mewujudkannya. Tentunya bukan hanya niat belaka sayang. Kita pasti bisa, iya kan sayang?
Kedekatan emosional lebih penting dari pada keintiman secara fisik. Setidaknya hal ini selalu menjadi penting untuk menghibur diri kita berdua. Karena jika kita hanya memikirkan kapan pertemuan itu maka secara tidak langsung kita telah membangun jurang yang dalam untuk kita berpisah. Rasa pesimis dalam diri kita sudah seharusnya kita tenggelamkan bersama asa yang kian menumpuk dalam jiwamu dan jiwaku. Kedua hati kita harus kita upayakan terus mampu menyimpan rasa yang sama hingga suatu hari kita bersatu dalam satu ikatan suci bernama pernikahan.

Andai aku menikah, kaulah yang akan mendampingiku.... harapan itu akan selalu ada sayang. I do love you….! :x


1 komentar:

Anonim mengatakan...

merinding bacanya,.,., amiennnnnnnn ya bang zul,.,.,